This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 04 Desember 2010

Kerangka Karangan (Outline)

1. Pngertian kerangka karangan
Kerangka karangan merupakan prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk prototype karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih. Kerangka karangan itu sendiri merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2. Manfaat Kerangka Karangan:
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Dengan gagasan yang ditulis secara baik dan metode perimbangan yang jelas dan tepat.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi yang telah ditulis.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Yatiu dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangkan atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

3. Macam-macam Pola Susunan Kerangka Karangan
Pola Alamiah yaitu suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.

a. Susunan waktu (kronologis)
Urutan waktu atau kronologis adalah urutan yang didasarkan pada tuntutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau berdasarkan kronologinya. Suatu corak lain dari urutan kronologis yang sering dipergunakan dalam roman, novel, cerpen dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adalah suatu variasi yang mulai dengan suatu titik yang menegangkan kemudian mengadakan sorot balik sejak awal mula perkembangan hingga titik yang menegangkan tadi. Urutan kronologis adalah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu-satunya cara yang kurang menarik dan paling lemah.

b. Urutan ruang (spasial)
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling penting, bila topic yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.

c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu barang hal atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagaiman lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.

Pola logis berdasar urutan:
1)klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) proses
5) dan lain-lain.

a. Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Bila posisi yang paling penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini disebut kilimaks. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian. Urutan yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti klimaks. Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukannya atau kepentingannya.


b. Urutan kausal
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perician-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya. Sebaliknya, bila suatu masalah dianggap sebagai akibat, yang dilandaskan dengan perincian-perincian yang berusaha mancari sebab-sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat sebab.


c. Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi dan akhirnya alternative-alternative untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut. Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis harus benar-benar menemukan semua sebab baik yang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan masalah tadi. Setiap masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab-sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak.

d. Urutan Umum Khusus
Urutan umum khusus terdiri dari dua corak yaitu corak dari umum ke khusus atau corak dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama-tama memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang paling umum kemudian menelusuri kelompok-kelompok kecil atau khusus. Urutan khusus umum merupakan kebalikan dari urutan diatas.

e. Urutan Familiaritas
Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi.

f. Urutan Akseptabilitas
Urutan ini mirip dengan urutan familiaritas, hanya saja urutan ini mempersoalkan apakah suatu gagasan itu diterima atau ditolak oleh para pembaca, apakah disetujui atau tidak oleh para pembaca.

4. SISTEM PENOMORAN

Dalam penomoran Angka dan Abjad dalam Bahasa Indonesia harus diperhatikan beberapa hal berikut yaitu :

• Romawi Kecil
Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar atau prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar singkatan dan lambang.

• Romawi besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).

• Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka.

• Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan atas.

• Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka arab mempergunakan sistem digital. Angka terakhir dalam sistem digital tidak diberikan titik seperti 1.1, 3.2.2. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik seperti 1. Pendahuluan, 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem digital antara angka Arab dengan huruf, harus dicantumkan titik seperti 3.2.2.a. Sistem penomoran pada dasarnya mengikuti kaidah Ejaan yang Disempurnakan.

Topik, Tema dan Judul

Tema

Tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun.. Pokok pikiran atau gagasan, yang mendasari sebuah karya sastra atau cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb) secara langsung ataupun tidak langsung. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Syarat Tema

1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.


3. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
Selain itu, tema dapat dikesan melalui:

1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
4. Plot cerita. Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.

Langkah dalam menentukan tema disebuah cerpen:
- membaca dari awal sampai tuntas.
- menyimpulkan cerita pada cerpen.
- menentukan inti cerita pada cerpen.



Topik

Topik adalah pokok pembicaraan yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, adakalanya kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.

Cara menentukan topik:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Judul

Judul merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :

a. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.

b. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Rabu, 01 Desember 2010

Paragraf pada Bahasa Indonesia

Paragraf biasa dikenal dengan nama lain, yaitu alinea. Awal paragraf ditandai dengan masuknya baris baru.kedalam biasanya 5 karakter(tab). Dalam beberapa program awal paragraf ditandai oleh simbol pilcrow (¶).Tujuan dari suatu paragraf adalah memudahkan dalam memahami suatu tema

Syarat-Syarat Paragraf

a) Kesatuan dan Kepaduan Paragraf
Paragraf biasanya hanya memiliki satu pokok pikiran. Dari kalimat pokok tersebut dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas yang disusun secara cermat agar tidak keluar dari ide pokok paragraf. Jika terdapat kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf tidak menjadi satu kesatuan dan paragraf akan sulit dimengerti pokok pikiran yang terdapat dalam paragraf tersebut.
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf.

c) Adanya Kalimat Pokok
Kalimat pokok adalah ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Biasanya kalimat pokok berada diawal atau di akhir paragraf, tapi ada juga penulis yang membuat kalimat pokok berada di tengah dari sebuah paragraf.

d) Adanya Kalimat Penjelas
Kalimat penjelasan adalah kalimat yang akan menjelaskan dari kalimat pokok dapat berupa tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

Unsur kebahasaan
Repetisi
Pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan.

Kata Ganti
Ada 2 jenis kata ganti, yaitu kata ganti orang dan kata ganti yang lain.
1. Kata Ganti Orang
Untuk memadukan kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, dapat digunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti orang, yaitu adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga).

2. Kata Ganti yang lain
Kata ganti lain yang dapat digunakan dalam untuk memadukan paragraf adalah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, dan sebagainya.

Kata transisi
Kata transisi adalah kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi. Macam-macam dari kata transisi adalah:
1. tambahan: lebih lagi, tambah pula, di samping itu.
2. pertentangan: akan tetapi, bagaimanapun, sebaiknya.
3. perbandingan: sebagaimana, dalam hal yang demikian
4. akibat/hasil: sebab itu, oleh sebab itu, jadi.
5. tujuan: untuk itu, untuk maksud itu, supaya.
6. waktu: sementara itu, kemarin, segera.
7. tempat: di sana, berikatan dengan, berdampingan dengan.

Macam-macam Paragraf menurut teknik pemaparannya
a. Deskriptif
Paragraf Deksriptif merupakan paragraf yang menggambarkan suatu kejadian dengan kata-kata yang akan menjelaskan dan akan merangsang otak agar terasa realistis. Paragraf ini menjelaskan apa yang terlihat di depan mata.

b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris atau paragraf paparan menguraikan sesuatu sejelas-jelasnya agar pembaca mudah mengerti. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronolis atau keruangan.

c. Argumentatif
Paragraf argumentatif dapat dimasukkan ke dalam jenis ekspositiris. Paragraf ini berisi fakta-fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya untuk menegaskan pendapat dari penulis. Paragraf ini lebih untuk meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.

d. Naratif
Karangan narasi biasanya digunakan untuk menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi ataupun hanya untuk mengarang sebuah karangan. Oleh sebab itu, karangan narasi atau paragraf narasi biasanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

Macam-macam Paragraf berdasarkan Nalar
Letak kalimat pokok pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan kalimat pokok pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat pokok di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Kalimat pokok yang baik adalah kalimat pokok yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit.

a. Paragraf Deduksi
Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki kalimat pokok terletak pada awal paragraf yang dikembangkan dengan pemaparan atau sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat pokok umum menjadi jelas. Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini disebut pargraf deduksi paparan yang biasa kita kenal dengan nama paragraf deduksi. Topik paragraph adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang di sebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok menjadi pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.

b. Paragraf Induksi
Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkrit yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang penjelasan itu pengarang samapi kepada kesimpulan umum dinamakan kalimat topic pada akhir pargraf. Pargraf yang tersusun seperti ini disebut paragraf induksi.

c. Paragraf Campuran
Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topic disusul kalimat umum dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya dapat pula kalimat penegas terbagi dua, sebagian di akhir paragraf dan kaliamt topiknya ditengah. Paragraph yang terbentuk dengan cara pertama disebut paragraph campuran / kombinasi.

Macam-Macam Paragraf menurut Menurut Jenis
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.

1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk samai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

2. Paragraf Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More