Minggu, 31 Oktober 2010

RAGAM BAHASA DAN VARIASI DALAM KEHIDUPAN

Pengertian
Ragam Bahasa, yaitu variasi bahasa menurut penggunaannya. Yang bervariasi menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, lawan bicara, orang yang dibicarakan dan media pembicara.
Dalam ragam bahasa di kelompokkan sesuai dengan penggunaanya diantaranya:
1. Ragam bahasa berdasarkan pokok pembicaraan yang terdiri dari ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa jurnalisitik, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra. Jadi, ragam bahasa ini sangat dikhususkan dalam suatu tempat.
2. Ragam bahasa berdasarkan media pembicaraan, yaitu ragam bahasa lisan dan tulisan.
3. Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menurut hubungan pembicara.
Disini kita akan membahas ragam bahasa berdasarkan media pembicaraan, yaitu:
1. Ragam Bahasa Lisan.
Merupakan suatu cara berkomnukasi dengan satu atau beberapa orang yang diungkapkan melalui media lisan, yaitu alat ucap dengan memperhatikan pelafalan dalam berkata-kata, tata bahasa dan kosakata yang terkait oleh ruang dan waktu sehingga komunikasi yang kita berikan berupa pengungkapan memberikan pemahaman kepada lawan bicara kita.

Dalam ragam lisan ini dibedakan lagi menjadi 2 yaitu :
* Ragam bahasa lisan yang formal atau standard
Ragam bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan tutur kata dan tata bahasa serta cara penyampaiannya disesuaikan dengan lingkungan dimana kita berada. Contohnya adalah : Saat orang berpidato atau memberi sambutan, Dalam situasi perkuliahan, Ceramah, dll.
* Ragam bahasa lisan non formal atau standard
Ragam bahasa ini biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang tata bahasa dan penyampaianya sesuai dengan lingkungan dimana kita berada. Contoh dari ragam bahasa lisan non standard adalah : Percakapan antar teman, Saat berada dipasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, raut muka, gerak tangan, atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Ditinjau dari cara penyampaiannya, ragam bahasa lisan mempunyai unsur suprasekmental (aksen, nada, dan tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberikan efek terhadap hasil komunikasi. Saat berbicara secara langsung akan terlihat sangat jelas bagaimana pembicara menyampaikan informasi atau gagasannya dengan ekspresi, intonasi dan disertai dengan penyampaian ragam bahasa non-verbal.
Komunikasi dalam bahasa lisan terjadi secara langsung atau bertatap muka sehingga terikat oleh kondisi, waktu, dan situasi.. Dari segi pemahaman yang menerima ragam bahasa lisan, pembicara lain lebih mudah mengerti jika terjadi kesalahan atau pemakaian struktur kalimat yang kurang baik saat berbicara karena dapat dijelaskan secara langsung.
CIRI-CIRI RAGAM BAHASA LISAN
* Langsung Dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu langsung dengan orang yang diajak bicara atau berkomunikasi 2 arah.
* Tidak terikat ejaan bahasa Indonesia tetapi terikat situasi pembicaraan.
seseorang diharapkan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
* Tidak efektif, Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa sehari-hari sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat basa-basi dengan orang yang diajak bicara.
* Kalimatnya pendek-pendek,Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang lain sudah mengetahui maksudnya.
* Kalimat sering terputus dan tidak lengkap, Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang lain sulit mengetahui maksudnya.
* Kalimat situasional, Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang harus mengerti situasi yang ada pada lawan bicara atau keadaan sekitarnya.


2. Ragam bahasa tulisan
Bahasa yang tercetak dan lawan bicara dapat membacanya. Ragam tulis dapat juga di bagi menjadi 2 yaitu ragam tulis standard, ragam tulis non standard.
* Ragam tulis formal atau standard
Banyak sering kita jumpai didalam sebuah buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster dan iklan.
* Ragam tulis non standard.
Banyak sering kita jumpai di majalah remaja, iklan dan poster.
Dalam ragam tulis, kita harus memperhatikan tata cara penulisan (ejaan) ,tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain, ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur kalimatnya seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan kosa kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
CONTOH RAGAM BAHASA LISAN
1. Ibu kepala bilang mahasiswa harus mengisi KRS
2. Kita harus buat makalah dan dikumpulkan.
3. Saya akan tanya kepada ibu.

CONTOH RAGAM BAHASA TULIS
1. Ibu kepala berkata mahasiswa harus mengisi KRS
2. Kita harus membuat makalah dan dikumpulkan.
3. Akan saya tanyakan kepada ibu.

ISTILAH YANG DIGUNAKAN.
Didalam ragam bahasa ada isitilah lain yang digunakan yaitu :
1. Ragam standard.
2. Ragam non standard.
3. Ragam semi standard.
Ragam bahasa standard memiliki sifat kaidah dan aturan yang tetap, yaitu bahasa baku yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada ragam bahasa standard memungkinkan perubahan pada kosa kata, peristilahan serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis kata yang diperlukan.
Pembedaan antara ragam bahasa standard, ragam bahasa non standard, dan ragam bahasa semi standard adalah
* Topic yang dibahas.
* Hubungan antar pembicara,
* Medium yang digunakan,
* Lingkungan
* Situasi saat pembicaraan itu terjadi
Jika dilihat dari ciri-ciri nya yang membedakan antara ragam bahasa standard, ragam bahasa non standard, dan ragam bahasa semi standard adalah :
* Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
* Pengunaan kata tertentu
* Penggunaan imbuhan
* Penggunaan kata sambung
* Penggunaan fungsi yang lengkap.
Dalam ragam bahasa standard dan ragam bahasa non standard yang paling menunjukkan perbedaan yaitu dalam penggunaan kata-kata yang kita ucapkan. Sebagai contoh, saat kita menegur orang yang lebih tua kita lebih sering menyapa orang tersebut dengan kata bapak, ibu, saudara atau anda. Selain itu juga, kita menggunakan kata untuk menyebut diri kita sendiri dalam berkomunikasi dengan orang yang lebiih tua dengan kata saya. Tetapi dalam ragam bahasa non standard biasanya kita mengatakannya dengan bahasa pergaulan seperti saya diganti dengan kata gue dan lawan bicara kita akan panggil lu.
Dalam ragam bahasa standard, lebih banyak menggunakan kata-kata yang merupakan bentuk yang baku. Dalam ragam bahasa standard penggunaan kata depan dan kata sambung. Tetapi dalam ragam bahasa non standard kedua kata ini biasanya di hilangkan jadi sangat sulit untuk dimengerti maknanya.

Contoh :
1. Ayah mengatakan, kita akan pergi besok.
2. Ayah mengatakan kita akan pergi besok.
Kalimat yang pertama merupakan kalimat yang benar untuk ragam tulis standard karena terdapat tanda koma yang dapat memperjelas suatu makna untuk sebuah kalimat.
Fungsi dalam ragam bahasa standard dan non standard pun berbeda. Artinya ada bagian dalam kalimat yang dapat dihilangkan karena situasi dianggap sudah cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat non standard itu, predikat kalimat dapat dihilangkan. Seringkali pelepasan fungsi terjadi saat kita bertanya ataupun menjawab pertanyaan orang lain.
Contoh :
A : Kamu mau kemana?
B : Gak tau.
Saat terjadi pertanyaan dari A ke B, A bertanya dengan kata “Kamu mau kemana?” yang seharusnya “Kamu mau pergi kemana?”.Jadi suatu ragam bahasa memiliki banyak variasi yang telah kita ketahui. Sekarang, kita harus dapat menggunakannya dengan baik dan bijak.

1 komentar:

Assala:mu'alaikum...!
Syalo:m 'ale:khem...!! Annyeonghaseyo....!!!

Ne...! Bagus...
Ma'assala:ma...

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More